KLISE
Buat Naomi
menikah dengan orang yang tepat adalah hal yang setiap detik ia syukuri.
Menikah dengan orang yang tepat dan dengan orang yang ia cintai merupakan
berkah yang tak pernah bias dibayangkan seberuntung apa dirinya. Begitu banyak
hal romantik yang dilakukan Naomi dan Nathan ketika masih bersama bahkan hingga
sekarang.
Telepon rumah berdering.
Naomi pun segera bergegas mendekati pesawat telepon rumahnya dengan sangat
sigap seolah-olah itu adalah telepon yang sangat ia tunggu. Dan benar saja, feeling Naomi selalu benar jika suaminya Nathan akan menghubungi dirinya
“Assalamu’alaikum,
halo sayang? Lagi apa? Aku jalan pulang dari kantor yaa” kata Nathan.
“Waalaikumsalam,
aku baru aja selesai masak. Okay, aku tunggu kamu di rumah ya hubby. Take care”
jawab Naomi dengan senyum dan wajah yang berseri.
Buat Naomi,
Nathan bukan hanya seorang suami buat dirinya, tapi Nathan buat Naomi sudah
seperti bagian dari tubuh Naomi yang jika sakit Naomi pun pasti akan merasakan
lebih sakit. Teringat saat pertama kali dia bertemu dengan Nathan.
“Nathan? Boleh
duduk disini?” kata Nathan.
“hmmm. Naomi,
boleh. Duduk aja, toh juga ini kantin umum” jawab Naomi secukupnya.
“Anak baru ya? Kayanya
aku belum pernah ngeliat kamu di kampus ini” tanya Nathan.
“Oh, bukan kok. Aku
anak uni sebelah tuh, kebetulan lagi nunggu teman disini mau ketemuan. Yaudah duduk
disini aja deh” jawab Naomi.
Pertemuan yang
tidak terlalu berkesan memang, tapi awal pertemuan itu menjadi pertemuan yang
menjadi cerita panjang antara Naomi dan Nathan. Pernikahan Naomi dan Nathan pun
sudah berlangsung hamper 2 tahun. 2 tahun pernikahan yang indah walaupun sekarang
mereka belum memiliki momongan.
Sambil menunggu
Nathan pulang Naomi memutuskan untuk mandi. Jam dinding sudah menunjukkan pukul
19.00 WIB tapi Nathan belum juga tiba di rumah. Mungkin di jalan macet pikir
Naomi, kemudian Naomi menuju kamar untuk menyiapkan baju Nathan yang akan ia
gunakan setiba di rumah.
“Kamu tau ga
tujuan kita pacaran buat apa Nom?” tanya Nathan.
“Gatau, emang
buat apa?” tanya Naomi kembali.
“Tujuan kita
buat pacaran yaitu kalo ga untuk putus ato berakhir di pelaminan. Dan kalo aku
harus memilih aku mau berakhir sama kamu di pelaminan” jawab Nathan. Naomi pun
hanya bisa tersenyum dan tersipu malu pada saat itu. Bahkan ketika sekarang pun
disaat kenangan itu terlintas, Naomi bisa tersenyum dengan sendirinya.
Jam sudah
menunjukkan pukul 19.30 tapi Nathan juga belum tiba juga di rumah. Saat itu
Naomi memutuskan untuk menghubungi Nathan, tapi saat adzan isya terdengar Naomi
memutuskan untuk sholat setelah itu menghubungi Nathan. Sehabis sholat Naomi
bergegas menuju pesawat telepon rumah dan menghubungi suaminya.
Tidak ada
jawaban dari Nathan.
Berkali kali
Naomi menghubungi Nathan tetap tidak ada jawaban. Perasaan Naomi pun sudah
mulai tidak karuan. Sudah satu setengah jam lebih Nathan dalam perjalanan
pulang tapi suaminya itu juga belum tiba di rumah. Jarak kantor tempat Nathan
bekerja jika pun harus mengalami kemacetan mungkin akan ditempuh selama satu
jam. Tapi ini sudah setengah jam lebih.
Naomi pun
memutuskan untuk menghubungi kantor tempat Nathan bekerja. Sekali Naomi
bertelepon tidak aja jawaban, telepon Naomi yang kedua kemudian diangkat oleh
security.
“Halo, Gemilang
Cahaya” jawab salah seorang dari kantor tersebut.
“Malam pak, ini
bagian security kan ya pak? Saya Naomi istrinya pak Nathan” lugas Naomi
“Oh iya ada apa
ya Bu Naomi?” tanya security.
“Pak saya mau
tanya Pak Nathan apa sudah pulang ya? Kalau iya jam berapa ya pak pulangnya?”
tanya Naomi dengan suara yang semakin panik.
“Oh Pak Nathan
ya sudah daritadi pulangnya bu, kalo saya tidak salah sehabis maghrib bapak
sudah pulang” jawab security tersebut.
Gemilang cahaya
adalah salah satu CV yang bergerak dalam bidang konstruksi dan arsitektur. Dan
CV tersebut didirikan oleh Nathan dan teman dekatnya yang semakin baik
perkembangannya dan sudah berdiri selama hamper 6 tahun.
“Ya sudah kalau
begitu terima kasih ya pak” jawab Naomi.
Naomi pun
semakin khawatir dan sudah memiliki perasaan yang semakin tidak karuan. Naomi
pun memutuskan untuk menunggu sejenak kembali. Selama menunggu Naomi mencoba
terus melakukan panggilan lewat telepon rumah tapi sang suami juga tidak ada
tanggapan
Setelah Naomi
memutuskan untuk berhenti menghubungi sejenak, tanda-tanda kedatangan Nathan
pun tak kunjung terlihat. Sampai Naomi memutuskan untuk menghubungi teman dekat
Nathan, tapi belum sampai menghubungi tiba-tiba telepon rumah berdering.
“Halo, Nathan?
Kamu dimana yang? Aku khawatir daritadi kamu ga ada respon telepon aku. Kamu dimana
sekarang? Kok belum sampai di rumah? Udah jam berapa ini? Tanya Naomi tanpa
jeda.
“Maaf bu, saya
Reza bu. Saya mau kasih tau bu kalo suami ibu mengalami kecelakaan di jalan
juanda, sekarang suami ibu sedang dibawa oleh ambulance menuju rumah sakit”
jawab orang tak dikenal itu.
Seketika rasanya
dunia ingin runtuh buat Naomi, dia tidak tau harus jawab apa kepada orang
tersebut. Seketika Naomi ambruk, bingung dan tidak tau harus berbuat apa. Tidak
terbayangkan oleh Naomi tentang hal buruk yang dapat menimpa suaminya itu. Semua
rasanya terjadi dengan sangat cepat dan tanpa jeda. Intuisi Naomi pun serasa sudah
tidak bisa bekerja lagi. Semuanya serasa seperti mimpi buat Naomi
***
Tiba-tiba alarm
hp Naomi berdering semakin keras. Membuat Naomi terbangun dari tidurnya dengan
kaget kemudian Naomi mendapati Nathan berada tepat disampingnya. Iya tepat
disampingnya masih tertidur dan tiba-tiba terbangun.
“Hmm… alarmnya
berisik yang, masih jam setengah 4. Tidur lagi yuk” pinta Nathan. Naomi pun
bergegas semakin dekat ke pelukan Nathan, kemudian suaminya itu pun memeluk
Naomi dengan hangat dan tersenyum kecil.
-Tamat-
No comments:
Post a Comment