Monday 26 September 2016

KLISE

Buat Naomi menikah dengan orang yang tepat adalah hal yang setiap detik ia syukuri. Menikah dengan orang yang tepat dan dengan orang yang ia cintai merupakan berkah yang tak pernah bias dibayangkan seberuntung apa dirinya. Begitu banyak hal romantik yang dilakukan Naomi dan Nathan ketika masih bersama bahkan hingga sekarang.
Telepon rumah berdering. Naomi pun segera bergegas mendekati pesawat telepon rumahnya dengan sangat sigap seolah-olah itu adalah telepon yang sangat ia tunggu. Dan benar saja, feeling Naomi selalu benar jika suaminya Nathan akan menghubungi dirinya
“Assalamu’alaikum, halo sayang? Lagi apa? Aku jalan pulang dari kantor yaa” kata Nathan.
“Waalaikumsalam, aku baru aja selesai masak. Okay, aku tunggu kamu di rumah ya hubby. Take care” jawab Naomi dengan senyum dan wajah yang berseri.
Buat Naomi, Nathan bukan hanya seorang suami buat dirinya, tapi Nathan buat Naomi sudah seperti bagian dari tubuh Naomi yang jika sakit Naomi pun pasti akan merasakan lebih sakit. Teringat saat pertama kali dia bertemu dengan Nathan.
“Nathan? Boleh duduk disini?” kata Nathan.
“hmmm. Naomi, boleh. Duduk aja, toh juga ini kantin umum” jawab Naomi secukupnya.
“Anak baru ya? Kayanya aku belum pernah ngeliat kamu di kampus ini” tanya Nathan.
“Oh, bukan kok. Aku anak uni sebelah tuh, kebetulan lagi nunggu teman disini mau ketemuan. Yaudah duduk disini aja deh” jawab Naomi.
Pertemuan yang tidak terlalu berkesan memang, tapi awal pertemuan itu menjadi pertemuan yang menjadi cerita panjang antara Naomi dan Nathan. Pernikahan Naomi dan Nathan pun sudah berlangsung hamper 2 tahun. 2 tahun pernikahan yang indah walaupun sekarang mereka belum memiliki momongan.
Sambil menunggu Nathan pulang Naomi memutuskan untuk mandi. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB tapi Nathan belum juga tiba di rumah. Mungkin di jalan macet pikir Naomi, kemudian Naomi menuju kamar untuk menyiapkan baju Nathan yang akan ia gunakan setiba di rumah.
“Kamu tau ga tujuan kita pacaran buat apa Nom?” tanya Nathan.
“Gatau, emang buat apa?” tanya Naomi kembali.
“Tujuan kita buat pacaran yaitu kalo ga untuk putus ato berakhir di pelaminan. Dan kalo aku harus memilih aku mau berakhir sama kamu di pelaminan” jawab Nathan. Naomi pun hanya bisa tersenyum dan tersipu malu pada saat itu. Bahkan ketika sekarang pun disaat kenangan itu terlintas, Naomi bisa tersenyum dengan sendirinya.
Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 tapi Nathan juga belum tiba juga di rumah. Saat itu Naomi memutuskan untuk menghubungi Nathan, tapi saat adzan isya terdengar Naomi memutuskan untuk sholat setelah itu menghubungi Nathan. Sehabis sholat Naomi bergegas menuju pesawat telepon rumah dan menghubungi suaminya.
Tidak ada jawaban dari Nathan.
Berkali kali Naomi menghubungi Nathan tetap tidak ada jawaban. Perasaan Naomi pun sudah mulai tidak karuan. Sudah satu setengah jam lebih Nathan dalam perjalanan pulang tapi suaminya itu juga belum tiba di rumah. Jarak kantor tempat Nathan bekerja jika pun harus mengalami kemacetan mungkin akan ditempuh selama satu jam. Tapi ini sudah setengah jam lebih.
Naomi pun memutuskan untuk menghubungi kantor tempat Nathan bekerja. Sekali Naomi bertelepon tidak aja jawaban, telepon Naomi yang kedua kemudian diangkat oleh security.
“Halo, Gemilang Cahaya” jawab salah seorang dari kantor tersebut.
“Malam pak, ini bagian security kan ya pak? Saya Naomi istrinya pak Nathan” lugas Naomi
“Oh iya ada apa ya Bu Naomi?” tanya security.
“Pak saya mau tanya Pak Nathan apa sudah pulang ya? Kalau iya jam berapa ya pak pulangnya?” tanya Naomi dengan suara yang semakin panik.
“Oh Pak Nathan ya sudah daritadi pulangnya bu, kalo saya tidak salah sehabis maghrib bapak sudah pulang” jawab security tersebut.
Gemilang cahaya adalah salah satu CV yang bergerak dalam bidang konstruksi dan arsitektur. Dan CV tersebut didirikan oleh Nathan dan teman dekatnya yang semakin baik perkembangannya dan sudah berdiri selama hamper 6 tahun.
“Ya sudah kalau begitu terima kasih ya pak” jawab Naomi.
Naomi pun semakin khawatir dan sudah memiliki perasaan yang semakin tidak karuan. Naomi pun memutuskan untuk menunggu sejenak kembali. Selama menunggu Naomi mencoba terus melakukan panggilan lewat telepon rumah tapi sang suami juga tidak ada tanggapan
Setelah Naomi memutuskan untuk berhenti menghubungi sejenak, tanda-tanda kedatangan Nathan pun tak kunjung terlihat. Sampai Naomi memutuskan untuk menghubungi teman dekat Nathan, tapi belum sampai menghubungi tiba-tiba telepon rumah berdering.
“Halo, Nathan? Kamu dimana yang? Aku khawatir daritadi kamu ga ada respon telepon aku. Kamu dimana sekarang? Kok belum sampai di rumah? Udah jam berapa ini? Tanya Naomi tanpa jeda.
“Maaf bu, saya Reza bu. Saya mau kasih tau bu kalo suami ibu mengalami kecelakaan di jalan juanda, sekarang suami ibu sedang dibawa oleh ambulance menuju rumah sakit” jawab orang tak dikenal itu.
Seketika rasanya dunia ingin runtuh buat Naomi, dia tidak tau harus jawab apa kepada orang tersebut. Seketika Naomi ambruk, bingung dan tidak tau harus berbuat apa. Tidak terbayangkan oleh Naomi tentang hal buruk yang dapat menimpa suaminya itu. Semua rasanya terjadi dengan sangat cepat dan tanpa jeda. Intuisi Naomi pun serasa sudah tidak bisa bekerja lagi. Semuanya serasa seperti mimpi buat Naomi
***
Tiba-tiba alarm hp Naomi berdering semakin keras. Membuat Naomi terbangun dari tidurnya dengan kaget kemudian Naomi mendapati Nathan berada tepat disampingnya. Iya tepat disampingnya masih tertidur dan tiba-tiba terbangun.
“Hmm… alarmnya berisik yang, masih jam setengah 4. Tidur lagi yuk” pinta Nathan. Naomi pun bergegas semakin dekat ke pelukan Nathan, kemudian suaminya itu pun memeluk Naomi dengan hangat dan tersenyum kecil.


-Tamat-


No comments:

Post a Comment