Thursday 26 May 2022

What keeps you going ?

This kind of question may be happens to all of us, even also me. The only think the reason that make you want to quit. Some people will answer about this question because they are still had their loved ones, their friends, their family, or even money (so realistic or even dunyawi) but sometimes for some people their goals are related to ambitious in material things in this world for them, it was very the logic one. 

Before I give my self answer for this question. I thought, we are as human being sometimes did not even realized that we create our pain itself. Ceasing to create pain in the present and dis-solving past pain. The perspective that we create pain itself made me 100% aware that nobody's life is entirely free of pain and sorrow. Eckhart Tolle in his book "The Power of Now" mentioned that : There are two levels to your pain : the pain that you create now, and the pain from the past that still lives on in your mind and body. 

I thought sometimes the solution to make it balance that we are as human being have to more focused being present. Focused being present it doesn't mean you are selfish but you are trying to know the boundaries and how to handle your feeling to the others and the most important to the creator of our life. Compassion is the awareness of a deep bound between yourself and all creatures. 

So, What keeps me going?

I will answer because of the death.

I've been experience a lot about facing the death in entire of my life. Losing my loved ones a lot in this life made me realize. this life is really short and in the end of the day may be you will had something that make you regret it in the future. I knew very clearly that this feeling was the pain from the past, because since I lost my mother when I was 8 yrs old (but I will talk more about that in another story... hmm well may be).  Thinking about that (the death) made me realize every single day that there's no reason for me not to think about my Creators and what is actually my purpose in this life. For me, thinking about that it was doesn't mean I was afraid to facing the death. But... I'm trying every single day to understand all of us, me and you (if you're currently reading this) exactly will facing the death, even we are gonna losing our loved ones or we are gonna leaving our loved ones. 

I know pretty sure my answer is heavy ones to talk about. But, this is my realistic answer about what keeps me going in this life. If you read this folks, I hope all of you can find the answer, the best answer in your version and to check over and over again what is the purpose of your life and where is your pain comes from. Life can be rude and hard sometimes, but life has secretly gifted you an unthinkable kindness.

And the last but not least, I love the qoutes from Ibn al-Qayyim that made me less worry and make my heart easier when I read that : Do not carry the worries of this life because this is for Allah. And do not carry the worries of sustenance because it is from Allah. And do not carry the anxiety for the future because it is in the Hands of Allah. Carry one thing: how to please Allah. Because if you please Him, He pleases you, fulfils you and enriches you.

If you reading here now. May Allah showering all of you with His blessing alwasys, protect you, grant you strength and forever guide you with His light throughout this journey. May you find Him at every corner, every pit-stop, and may His words be a source of comfort and guidance for you when you need them most.

Wednesday 18 May 2022

Apakah Kita Harus Terus Menggunakan Minyak Sawit? Beberapa Data dan Bukti Yang Mungkin Bisa menjadi Jawaban.

Ketergantungan dan kefanatikan pada minyak kelapa sawit memiliki konsekuensi menghancurkan lingkungan. Apakah terlambat menghentikan ketergantungan tersebut? Mari baca beberapa data dan bukti dibawah ini.


A deforested palm oil concession in Papua, Indonesia.
Photograph: Ulet Ifansasti/Greenpeace

1. Budidaya kelapa sawit berkontribusi terhadap deforestasi skala besar. Untuk memenuhi permintaan global akan minyak sawit, 5,5 juta hektar (dua kali luas Belgia) hutan telah hilang karena deforestasi.

2. Deforestasi menghancurkan habitat banyak makhluk, mengancam spesies yang terancam punah seperti Orangutan. Untuk memenuhi permintaan global akan minyak sawit, 5,5 juta hektar hutan telah hilang deforestasi.

Orangutans rescued near palm oil plantation in Kalimantan, Indonesia.
Photograph: Vier Pfoten/Four Paws/Rex


3. Produksi minyak sawit pasti selalu berkaitan dengan perampasan tanah. Ini terjadi ketika individu kehilangan akses ke tanah yang mereka andalkan sebelumnya. Hal ini memicu konflik dengan masyarakat lokal termasuk masyarakat adat.

4. Penggunaan herbisida dan pestisida. Di Indonesia, sekitar 25 jenis pestisida digunakan, dengan sedikit dan lemah regulasi. Ini berpotensi sangat membahayakan pekerja.

5 Perempuan di industri kelapa sawit dilecehkan dan dieksploitasi. 

Jadi, apakah minyak sawit berkelanjutan adalah alternatifnya?

Menurut RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikat dapat meminimalkan dampak negatif budidaya kelapa sawit baik terhadap lingkungan maupun masyarakat.

Namun, sangat sulit untuk melacak produk minyak sawit kembali untuk melihat apakah mereka diproduksi 'berkelanjutan'.

Jadi, what do you think? Haruskah kita terus menggunakan minyak sawit?

Memboikot produksi minyak sawit akan membuat jutaan orang menganggur dan dipaksa jatuh miskin. Namun, mengganti kelapa sawit dengan tanaman lain dapat lebih mempercepat deforestasi.

So, You decide.


Sumber :

GATTI ET AL. (2018). Science of The Total Environment. Sustainable Palm Oil May Not Be So Sustainable.
RUSSELL. (2018). Palm Oil: Economic and Enviromental Impacts.
SHANAHAN. (2019). Eco-Business. Palm Oil: The Pross and Cons of A Controversial Commodity.
TULLIS. (2019). The Guardian. How the World Got Hooked On Palm Oil.
THE ASSOCIATED PRESS. (2020). Rape, Abuses in Palm Oil Fields Linked to Top Cosmetic Brands: AP



Minyak Goreng Langka di Negara Penghasil Sawit Terbesar di Dunia

Kelangkaan minyak goreng di Indonesia yang sempat terjadi beberapa bulan belakang membuat fakta ini semakin terlihat ironi didorong dengan data dan fakta bahwa Indonesia adalah negara penghasil sawit terbesar di dunia yang diikuti setelahnya oleh Malaysia. Hal ini juga semakin diperparah karena Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri yaitu Indrasari Wisnu Wardhana ditetapkan sebagai tersangka atas kasus ekspor minyak goreng yang menyebabkan minyak goreng langka dan juga mengalami kenaikan harga.


Indonesia sendiri memiliki 43,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 3,61 persen per tahun, hingga membuat CPO (Crude Palm Oil) menjadi penyumbang devisa ekspor terbesar buat Indonesia. Data tersebut seharusnya bisa memperlihatkan sangat jelas kenapa akhirnya membuat industri kelapa sawit menjadi sangat korup dan minyak goreng menjadi langka. Hal ini juga yang membuat akhirnya Presiden Jokowi melarang ekspor minyak goreng dan bahan baku per 28 April 2022. Kebijakan Pak Jokowi ini untuk sementara mungkin perlu untuk kita apresiasi disaat rakyatnya sendiri seperti di anak tirikan padahal tinggal di negara penghasil sawit terbesar di dunia (ya walaupun kebijakan dan omongan Pak jokowi sendiri ibarat kita lagi menggenggam pasir pantai di tangan -_- he he he).

Selain, itu dugaan adanya penimbunan minyak goreng dan tudingan adanya mafia juga memicu permasalahan ini semakin menjadi pekerjaan rumah di tuannya sendiri. 

Kenaikan harga CPO di pasaran dunia dari akhir tahun 2021, mulai dari US$1.100 per metrik ton, sempat menyentuh US$1.340 per metrik ton. Adanya faktor tersebut alhasil membuat para produsen minyak goreng lebih memilih menjual stok CPO yang mereka miliki ke luar negeri dibanding ke dalam negeri, apalagi Indonesia sendiri sebagai produsen CPO terbesar di dunia, diikuti oleh Malaysia.

Kefanatikan terhadap minyak kelapa sawit sendiri bisa kita temukan hampir 50% di semua kemasan produk yang ada di supermarket, dari mulai makanan sampai pada produk kosmetik dan body care. Bahkan produksinya sendiri meningkat hingga empat kali lipat dalam waktu 25 tahun terakhir.

Semoga keadaan ini membuat pemerintah semakin berpikir keras serta tentunya melibatkan pendapat para ahli untuk menemukan solusi yang terbaik untuk ini. Karna jika pekerjaan rumah ini tidak benar-benar dibereskan hingga ke akar permasalahannya bisa jadi di masa depan tidak akan ada namanya bakwan digoreng tapi bakwan direbus *eh ?


Sumber: 

KADANLE ET AL. (2019). Bulletin of The WHO. The Palm Oil Industry and Noncomunicable Diseases.
TULLIS. (2019). The Guardian. How the World Got Hooked On Palm Oil.
Widyastuti. (2022). Tempo. Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng dan Bahan Baku, Gapi Dukung dengan Syarat.
Vice Staff. (2022). VICE. Minyak Goreng Langka Menurut Polisi Bukan Karena Mafia, Tapi Ulah "Pedagang Dadakan'.
Jannah. (2022). Akar Masalah Minyak Goreng Langka & Mahal menurut Ombudsman.
Idris. (2022). RI Penghasil Sawit Terbesar Dunia, tapi Harganya Diatur dari Malaysia.

Wednesday 4 May 2022

Welcome Syawwal #CatatanAkhirRamadan

Ketika memasuki awal ramadan, terkhususnya umat muslim bergembira menyambutnya, lalu setelah satu bulan penuh rasanya sedih bercampur rasa haru dan gembira karna bulan suci dan penuh dengan ampunan tersebut seperti begitu cepat berlalu. 

Salah satu nikmat sebagai seorang muslim setelah berpuasa satu bulan penuh yaitu rasa gembira menyambut datangnya Idul Fitri. Ied berarti sesuatu yang terus berulang , dan Fithri berarti keadaan kembali lagi berbuka, alias tidak berpuasa. Bahkan Rasulullah mengisyaratkan bahwa dianjurkannya untuk menunjukkan rasa bahagia, dan semangat pada dua hari raya.

"Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari yang lebih baik dari dua hari raya itu; idul fithri dan idul adha" (HR. Ahmad no: 12006).

Namun, secara personal menyambut datangnya bulan Syawwal sebenernya membuat sedih, karena diri ini sadar sesadarnya kalau diri ini masih membutuhkan ramadan, bulan yang sungguh mulia dan penuh ampunan. Melepaskan ramadan selalu sambil merayu dalam hati supaya Allah masih memberikan ijin untuk berjumpa di ramadan berikutnya. Ditambah ramadan tahun ini bisa kembali lagi merasakan untuk sholat tarawaih di masjid untuk beberapa kali, dan bisa merasakan sholat Idul Fitri di masjid setelah 2 tahun tidak merasakan itu dikarenakan pandemic.

Alhamdulillah... Alhamdulillah...Alhamdulillah...
Allah Maha Baik.

Semoga kita dari setiap kita, terkhususnya umat muslim bisa mengambil arti ramadan dan idul fitri dengan cerita-nya masing-masing. Walaupun terkadang ada hal-hal yang mungkin tidak ada kelengkapannya, but Yes... kita punya Allah yang selalu tau dan paling tau apa yang terbaik untuk kita bukan :") 

Selamat idul fitri yang mungkin merayakannya tanpa kedua orang tua lagi, atau dengan orang tua yang tidak lengkap.
Selamat idul fitri yang mungkin masih merayakannya jauh dari keluarga karena masih dalam perantauan.
Selamat idul fitri yang mungkin masih dalam keadaan yang masih bersitegang dengan keluarganya.
Selamat idul fitri yang mungkin tidak bisa puasa penuh karna sakit.
Selamat idul fitri yang mungkin hanya dia yang seorang muslim di keluarganya.
Selamat idul fitri yang mungkin hingga saat ini masih terus berusaha belajar and meyakinkan terus nikmatnya berislam. 
Selamat idul fitri untuk yang selama sebulan penuh membantu menyiapkan makanan berbuka dan sahur dan membersihkan kembali setelah semuanya.

Eid Mubarak!
Semoga Allah terima ibadah puasa kita dan segala amalan baik kita, serta Ia izinkan untuk bertemu di ramadan dan Eid berikutnya Aamiin Allahumma Aamiin.

Love,

Novita